Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan. Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat
dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi
tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.
Dari dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan
dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni :
a. Pendidikan kesehatan individual dengan
sasaran individu.
b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan
sasaran kelompok.
c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan
sasaran masyarakat luas.
Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan
kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya
berbeda pula, misalnya :
a. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan
di sekolah dengan sasaran murid.
b. Pendidikan kesehatan di rumah sakit,
dilakukan di rumah-rumah sakit dengan
sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas, dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja
dengan sasaran buruh atau
karyawan yang bersangkutan.
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan,
pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan (five
levels of prevention) dari Leavel dan Clark, sebagai berikut :
a. Promosi kesehatan (health promotion)
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan
gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, higiene
perorangan, dan
sebagainya.
b. Perlindungan khusus (specific protection)
Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini
pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara
berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya
imunisasi
sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak-
anaknya masih rendah.
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early
diagnosis and prompt treatment)
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit
yang
terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak
mau
diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masyarakat
tidak
memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu pendidikan
kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
Oleh
karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit maka sering masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan
pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan
yang
tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan
cacat atau ketidakmampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga
diperlukan pada tahap ini.
e. Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi
cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan
latihan-
latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang
tersebut, ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit,
kadang-kadang
malu
untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau
menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu
jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat
tersebut tetapi juga perlu pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo.
Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta :
Rineka Cipta. 2003.
0 komentar:
Post a Comment
Budayakan lah berterima kasih, Harap tinggalkan komentar yang relevan.